Selasa, 11 Maret 2014

Kades Karang Bajo Menerima Penghargaan “Pelita Nusantara”

Karang Bajo (KLU), SK - Kepala Desa Karang Bajo Kecamatan Bayan Kertamalip, mendapat undangan  Presiden RI untuk MILLENNUM DEVELOFMENT GOALs tanggal 14-15 Maret 2014 di Istana Negara. Kertamalip ssalah seorang Kepala Desa yang bersal dari NTB yang masuk Audiensi Pinalis IMA 2013 Pelita Nusantara dan akan diberikan penghargaan oleh Presiden RI  kategori program pembangunan di bidang kesehatan ibu dan anak.

Selama Proses pelaksanaan program Indonesia MDG Awards 2013, telah di lihat  banyak pencapaian dan peraktek cerdas yang telah di lakukan oleh berbagai pemangku kepentingan dalam pembangunan. Di tengah tengah masyarakat selalu ada tokoh tokoh yang selalu memberikan dampak positif terhadap sekitarnya, Mereka adalah orang orang yang biasa dari berbagai pelosok tanah air, yang sudah melakukan hal hal luar biasa bagi sesama, orang orang inilah yang menjadi “ Pelita Nusantara “ sumber ispirasi dan motor penggerak yang dapat memotipasi masyarakat untuk turut berbuat sesuatu bagi pembangunan.

Kertamalip sebagai Pelita Nusantara karena dia salah seorang sosok Kepala Desa di KLU –NTB yang memiliki berbagai program. Salah satunya adalah memperjuangkan Angka Kematian Ibu Melahirkan Nol (AKINO) yang diperjuangkan sejak tahun 2007- sampai sekarang Ini dilakukan sesuai dengan visi  desa Karang Bajo: “Mewujudkan Masyarakat Desa yang Sehat, Bersih, Indah, Aman dan Sejahtera”. Hal itu di sampaikan pada saat di temui media pada ruang kerjanya 5/3/14.

Cara yang dilakukan sehingga bisa menjadi Pelita Nusantara adalah:
1.     Melakukan pendekatan ke 5 orang dukun melahirkan agar tidak membantu persalinan. Dalam melakukan pendekatan memang ada tantangan karena dikira dapat menghilangkan mata pencahariannya. Tapi setelah diberikan penjelasan bahwa sang dukun bertugas mendampingi ibu melahirkan, sehingga mereka menerimanya. Dan sejak tahun 2007, tidak ada lagi ibu melahirkan di tolong oleh dukun, tapi dukun mendampingi bumil ke petugas kesehatan.

2.    Tantangan lain dalam program ini tahun 2007- 2009, adalah belum adanya ambulance dusun untuk membawa pasien ke Puskesmas atau ke bidan desa. Dan untuk mengatasi hal tersebut, Kades Karang Bajo melakukan kerjasama dengan Petugas Kesehatan Kecamatan untuk membentuk semua ojek dijadikan ambulance untuk mengantar pasien. Dan sekarang di angkat 14 orang RT sebagai Petugas ambulan Dusun SKnya dari Puskesmas.

3.    Tantangan lainnya, waktu itu banyak pasien ibu melahirkan tidak mau dengan alas an malu dan juga Karen budaya sejak turun temurun melahirkan di dukun. Solusi yang dilakukan oleh Kepala Desa Karang Bajo adalah menugaskan kader posyandu untuk memberikan pemahaman sekaligus melakukan sweping kepada ibu hamil. Selain itu kepala desa bersama Kepala Dusun melakukan pembinaan dan penyadaran kepada ibu hamil sehingga sedikit demi sedikit sang ibu hamil tersebut menyadarinya akan pentingnya melahirkan ke petugas kesehatan, karena selain terjamin kesehatannya juga tanpa biaya.

4.    Selain tantangan diatas, juga saat itu belum adanya  bidan desa di Karang Bajo dan juga belum adanya tempat pelayanan Posyandu. Dan pada setiap bulan pelayanan Posyandu dilakukan di rumah kepala dusun, sehingga berganti kepala dusun berganti juga tempat pelayanan Posyandu. Untuk mengatasi hal tersebut, pada tahun 2010 dibangun Enam Posyandu di Desa Karang Bajo yang didanai PNPM.

5.    Agar  Ibu hamil benar benar yakin dan mau bersalin ke tenaga kesehatan maka hal yang terpenting di lakukan oleh Pemerintah Desa bersama bidan adalah memberikan pemahaman kepada bumil untuk melakukan pemeriksaan kehamilannya ke posyandu selama 9 x selama kehamilan, jadi Bida Desa mengadakan Klas Ibu hamil sekali sebulan di Posyandu atau di Kantor Desa maka sejak tahun 2009 sampai sekarang  ada klas Ibu hamil.

6.    Untuk membantu Pemdes mensosialisaikan program Kesehatan di Desa ada kita punya Radio Komonitas untuk menyampaikan program dan tahun 2010 ada Kelompok Remaja namanya PIK R. ( Pusat Informasi Konsling Remaja ) yang tugasnya menyampaikan penundaan usia perkawinan ( Paswud siarannya Nikah dini no )

7.    Dan setelah sukses menyadarkan ibu-ibu hamil dan membangun Posyandu,  pada tahun 2011, Karang Bajo ditunjuk sebagai desa siaga aktif, dan membuat awiq-awiq (hokum adat) khusus bagi ibu melahirkan yang berisi: Pertama: Sepakat semua persalinan ditangani oleh tenaga kesehatan. Kedua: Apabila ada ibu melahirkan dirumah tanpa pertolongan dukun didenda Rp. 50.000,- Ketiga: Dan bila ditolong oleh dukun maka dendanya ditambah menjadi Rp. 100.000,- Dan untuk mendukung awiq-awiq serta sangksinya, maka dibelilah ambulance desa dari dana PNPM GSC yang sopirnya dari Staf desa sampai kepala desa sendiri, dan tidak membebankan biaya kepada sang ibu melahirkan.

8.    Masing –masing Posyandu dulu ada 5 orang kader, namun sekarang  kita tambah 1 orang Kader yaitu Kepala Dusun sebagai petugas di meja pengaduan jadi jumlah  seluruhnya 6 Posyandu x 6 orang Kader = 36 orang

9.    Dengan perjuangannya tersebut, maka wajar Kades Karang Bajo Kertamalip sebagai pioneer kesehatan di desa Karang Bajo dan menjadi desa percontohan. Ini di buktikan dengan telah di terimanya Piagam dan SK dari Mentri Kesehatan RI Nomor 442/Menkes/SK/ XI/2013 tentang penghargaan Kader Lestari di Desa Karang Bajo Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara Provinsi Nusa Tenggara Barat, atas jasanya dalam mendukung Pembangunan Bidang Kesehatan melalui Pelayanan di Daerah bermasalah Kesehatan dan Desa Karang Bajo telah  sukses menuntaskan Angka Kematian Ibu Menuju Nol  ( AKINO ) selama 7 tahun berturut turut.

-    Kontribusinya terhadap masyarakat adalah adanya kesadaran warga tentang pentingnya Kesehatan keselamatan Ibu dan janin akhirnya tidak di ketemukannya proses persalinan yang di tolong oleh Dukun sejak tahun 2007 sampai sekarang.
-    Tujuan yang di perjuangkan adalah  Program AKINO bisa sukses merata ke seluruh  Indonesia. Melalui Informasi Desa di Website www.karangbajomandiri.com Atau www.suarakomunitas.net ( SK/22-0005 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar